Jumat, 24 Desember 2010

GANG SADEWA - BWJF 2010



GANG SADEWA

“GRUP MUSIK PENGUSUNG WORLD MUSIC DI BWJF 2010”
OLEH Denny Martha (Mahasiswa FISS Jurusan Seni Musik UNPAS)


+++++
        Dalam pergelarannya di hari keduanya (07/11/2010)  kali ini, event Bandung World Jazz Festival (BWJF) 2010  yang juga mengusung tema “Sound Through The Dimension” ini menampilkan sebuah grup musik yang mengangkat unsur-unsur etnis Nusantara di dalam musiknya, yaitu Gang Sadewa. Terdiri dari tujuh orang personil diantaranya adalah Felix, Irfaq, Heriyana, Ansori, Anon, Putri dan Memet yang mayoritas memiliki latar belakang pendidikan musik di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Melalui latar belakang inilah, Gang Sadewa yang di komposeri oleh Memet Chairul Slamet yang juga memainkan Instrumen Suling dan juga Flute ini berusaha menampilkan sebuah jenis musik yang merupakan perpaduan dari beragam unsur bunyi yang dihasilkan oleh Instrumen Tradisional dan Juga Instrumen Modern, lalu kemudian dipersatukan serta di eksplorasi ke dalam sebuah ruang wilayah musik yang memiliki bentuk baru, sehingga menghasilkan sebuah jenis musik yang memiliki ciri khas dan identitas tersendiri (baca: World Music)  di dalam penyajiannya. Sebuah komposisi yang berasal dari bunyi-bunyi khas ini pula yang menjadi kekuatan utama dari Gang Sadewa dalam penampilannya di event BWJF 2010 kali ini. Tampil dengan membawakan tiga buah lagu, Gang Sadewa memainkan komposisi yang berasal dari bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh Instrumen seperti Tetabuhan yang berbentuk kecil (terdiri dari tiga silinder), Tetabuhan Besar (terdiri dari tiga buah silinder), Suling, Flute, Piano Elektrik, Kecapi, Bass Elektrik, Instrumen tradisional Kenong dan juga Instrumen perkusi seperti Djembe.
            Di lagu pertamanya, Gang Sadewa melalui Memet sebagai ‘leader’ nya berusaha mengajak penonton yang hadir untuk bersama-sama ‘berdoa’ demi memperingati korban bencana alam, yaitu meletusnya Gunung Merapi di Yogyakarta yang tak lain adalah tempat di mana Gang Sadewa berasal. Melalui alunan vokal yang dinyanyikan oleh Putri yang juga memiliki kesan sakral dan mistis ini, Gang Sadewa  seakan mengajak penonton yang hadir saat itu, untuk ikut merasakan ‘derita’ dari korban bencana Merapi melalui aransemen serta komposisi lagu yang berasal dari Instrumen Kecapi, Flute, Kenong, Tetabuhan kecil dan Tetabuhan besar serta Bass Elektrik yang dimainkan pada lagu pertama ini oleh Memet dkk. Alhasil suasana panggung dan penonton saat itu berubah menjadi hening dan emosional serta memiliki kesan yang sakral seiring penampilan mereka di lagu pertama-nya ini.
            “Song Forest”, adalah merupakan judul lagu kedua yang dibawakan oleh Gang Sadewa pada keikutsertaannya di event BWJF 2010 kali ini. Lagu ini bercerita mengenai hutan Indonesia yang ‘hancur’ oleh tangan ‘jahil’ dan sifat ‘jahat’ yang ada dalam diri manusia terhadap lingkungan hidup dan alam sekitar. Diawali dengan iringan ritmik perkusi yang dihasilkan oleh Instrumen Tetabuhan, kemudian disambut oleh tiupan Suling dan Flute, yang dimainkan oleh Memet sebagai melodi utamanya. Unsur Etnik pun semakin terasa manakala Instrumen Kenong dibunyikan mengikuti ritmik yang dihasilkan oleh Instrumen Tetabuhan dan juga oleh Putri  yang kali ini memainkan Instrumen Djembe. Balutan suasana kontemporer pun hadir melalui Improvisasi alunan melodi dan sound dari Instrumen Piano Elektrik yang dipadukan dengan ‘groove’ dari Instrumen Bass Elektrik. Hingga akhirnya menjelang akhir dari lagu kedua ini, Memet dkk, memainkan melodi secara bersama-sama (baca: Solis) sebagai penutup.
            Di akhir penampilannya, Gang Sadewa membawakan sebuah lagu yang berjudul “Paseban”. Yaitu sebuah lagu yang menceritakan tentang suasana ‘Gemah Ripah Roh Jinawi’ atau yang berarti juga bertahan pada wilayah ketentraman dari suasana batin. Hal ini diutarakan langsung oleh Memet sesaat sebelum Gang Sadewa tampil di lagu penutupnya kali ini. Dibawakan dengan tempo yang sedang, serta perasaan emosional yang tinggi dari para personilnya, Gang Sadewa berusaha menterjemahkan ‘World Music’ ke dalam bentuk komposisi modern dan unik yang dibalut dengan unsur etnik Nusantara, kemudian dipadukan secara harmonis dalam pola ritme dengan menggunakan skala nada Diatonis dan Pentatonik Salendro yang dihasilkan oleh tiupan Flute dari Memet, juga oleh permainan solo improvisasi serta melodi pada Piano Elektrik yang kali ini menggunakan pemilihan sound jenis ‘Brass’. Tata cahaya panggung pun ikut berubah seiring perubahan tempo yang dimainkan oleh Memet dkk, yang kali ini banyak menggunakan nada ‘Triol’ pada pola ritmiknya. Melalui kesepakatan bunyi yang dihasilkan oleh Gang Sadewa , seakan seiring sejalan dengan tema “Sound Through The Dimension” yang diusung oleh event BWJF 2010 kali ini. Sungguh sebuah karya baru dan Inovatif yang layak untuk dinikmati.

10 komentar: