Senin, 13 Desember 2010

DUO MAURINO - TAUFIC (BWJF 2010)



DUO MAURINO-TAUFIC
“BERHASIL MENGHIPNOTIS BANDUNG WORLD JAZZ (BWJF) 2010”
Oleh : Denny Martha (Mahasiswa FISS Jurusan Seni Musik UNPAS).

Duo Maurino - Taufic perform at BWJF 2010

Petikan gitar yang dihasilkan oleh Roberto Taufic sungguh menawan, begitu pula dengan tiupan saxophone yang merdu dan nyaris sempurna yang ditampilkan oleh Giancarlo Maurino yang tergabung ke dalam duo yang diberi nama DUO MAURINO-TAUFIC pada malam itu berhasil menghipnotis penonton Bandung World Jazz 2010 yang hadir pada saat itu (06/11/2010). Bagaimana tidak, hanya berbekal dua alat instrument tersebut, mereka berdua dapat memadukan warna jazz kontemporer dengan sentuhan latin soul ala Brazil yang membuat penonton merasa “terhipnotis” saat mendengarnya. Senyum yang ramah pun tak segan dilemparkan oleh mereka berdua ke arah penonton yang sangat antusias untuk melihat penampilan mereka berdua pada malam hari sekitar pukul 21.30 WIB yang sudah memadati Gedung Sasana Budaya Ganesha Bandung sejak siang hari.
Duo Maurino - Taufic perform at BWJF 2010

Kedua musisi yang tergolong musisi penting di Italia ini ternyata merupakan pendatang yang berpindah ke Italia. Roberto Taufic (Klasik Gitar) lahir di Honduras (Amerika Tengah) pada tahun 1966 dari seorang ibu berkebangsaan Palestina. Ia pindah ke Brazil bersama keluarganya pada usia lima tahun. Di negara Brazil pula lah ia memulai belajar musik sekitar umur sepuluh tahun. Baru pada saat menginjak usia lima belas tahun ‘Roberto’ (panggilan akrabnya) memberanikan diri untuk ikut berpartisipasi di beberapa acara festival musik yang digelar di Brazil. (www.robertotaufic.com)
Memulai debut rekaman pada usia sembilan belas tahun dengan band bentukannya yang diberi nama “Cantocalismo”. Akhirnya pada tahun 1990 ketika menginjak usia dua puluh empat tahun ia pindah ke Italia dan menetap di kota Roma untuk melanjutkan studi musik dan berkolaborasi dengan berbagai artis lokal disana. Namun demikian pada tahun 1994 dengan berat hati ia harus meninggalkan Italia untuk melakukan tour di Brazil bersama penyanyi Elza Soares Giancarlo Maurino dan pemain perkusi berkebangsaan brazil yang bernama Gilson Siveira dengan membentuk sebuah grup bernama “De Cabo a Rabo”. Pada tahun-tahun berikutnya Roberto memulai kerja sama dengan berbagai seniman yang salah satu diantaranya adalah Giancarlo Maurino dengan membuat sebuah rekaman yang diberi nama “Um Abraco” pada tahun 2005. Dan akhirnya menetap di Italia hingga saat ini.
Giancarlo Maurino Djanian perform at BWJF 2010

Giancarlo Maurino Djanian (Saxophone Sopran dan Tenor) sendiri merupakan pria kelahiran Kuwait yang memiliki ayah berkebangsaan Italia dan ibu berkebangsaan Armenia. Berdomisili di Arab Saudi hingga menginjak usia delapan tahun namun selanjutnya pindah bersama keluarganya ke Italia. Dia sempat belajar piano dari ibunya disusul kemudian belajar flute dan saxophone yang menjadi instrument andalannya hingga saat ini. Pada tahun 1970 Maurino ikut berpartisipasi di dalam berbagai event jazz penting seperti Umbria Jazz, Ravenna Jazz, Pescara Jazz dan bergabung dengan para musisi Italia seperti Enrico Pierannunzi, Enrico Rava, Phil Woods, Don Cherry dan lainnya.


GAYA PERMAINAN OLEH DUO MAURINO-TAUFIC
DI BANDUNG WORLD JAZZ FESTIVAL (BWJF) 2010

       
Pada event Bandung World Jazz 2010 ini nampaknya DUO MAURINO-TAUFIC berusaha menampilkan kemampuan terbaik mereka semaksimal mungkin diantara keterbatasan alat musik yang mereka gunakan. Dengan membawakan sekitar enam buah lagu, yang satu diantaranya adalah berjudul Matteo. Pada lagu ini mereka mencoba menyuguhkan komposisi jazz latin yang unik dengan efek percussive (efek yang dihasilkan melalui kombinasi antara tehnik memukul dan nada yang dimainkan menggunakan alat instrument selain drum dan perkusi) di dalam memainkannya. Karya yang dibawakan pun easy listening (mudah dicerna) terdengar sederhana akan tetapi berbobot dan tentu saja lain daripada penampil yang lain.

Penonton yang hadir pada malam itu amat menikmati permainan mereka. Meresapi setiap alunan nada yang dihasilkan oleh saxophone dari Giancarlo, dan juga petikan gitar yang sangat harmonis oleh Roberto berpadu dengan nuansa latin yang seakan menghipnotis penonton yang hadir untuk dapat merasakan musik yang mereka bawakan.

Posisi Roberto pada gitar, amat sangat menentukan arah musik serta pencapaian dalam setiap improvisasi yang dilakukan oleh Giancarlo pada saxophone. Berfungsi sebagai rhytm (pengiring) bagi saxophone, juga sekali-kali bergantian untuk mengisi improvisasi melodi yang memang menjadi ciri khas dari musik jazz yang mengusung spontanitas, improvisasi, call and response (komunikasi antar sesama musisi) dan juga daya imajinasi yang kuat dari setiap pemainnya. Hal ini sejalan dengan tema dari Bandung World Jazz 2010 yakni “Sound Through The Dimension” yang mengharapkan agar setiap musisi yang tampil memiliki identitas bermusik yang khas dan unik berbeda dengan ‘jazz mainstream’ yang telah ada sebelumnya.

Kemampuan bermusik yang ditampilkan keduanya tak perlu diragukan lagi, karena memang persahabatan yang memang terjalin sejak lama oleh keduanya. Tergambar dari kekompakan dan harmonisasi yang terjalin antar keduanya pada saat tampil di atas panggung Bandung World Jazz 2010 ini untuk saling melengkapi gaya permainan masing-masing, sehingga terbentuklah sebuah kolaborasi apik antar keduanya, yang kemudian diapresiasi dengan sangat baik oleh penonton yag hadir pada malam itu.

Diantara sekian banyak musisi yang tampil pada Bandung World Jazz Festival 2010 kali ini, menurut saya, hanya DUO MAURINO-TAUFIC saja yang memiliki format duo yang ditampilkan secara akustik, namun tidak terlihat dan terdengar membosankan saat kita menyaksikan pertunjukan mereka secara langsung. Sungguh mengesankan dan sayang untuk dilewatkan.




PENDAPAT DUO MAURINO-TAUFIC
TERHADAP BANDUNG WORLD JAZZ FESTIVAL (BWJF) 2010

Foto bersama Duo Maurino - Taufic at backstage BWJF 2010

Sungguh ini sebuah event besar dan layak menjadi referensi bagi siapa saja penikmat jazz yang ada di Indonesia dan juga dunia”, begitulah kira-kira cuplikan wawancara saya dengan DUO MAURINO-TAUFIC sesaat setelah mereka perform. Hanya saja untuk kedepannya, mereka berdua mengharapkan agar panitia dari Bandung world Jazz Festival 2010 agar lebih memperhatikan masalah sound dan juga jadwal rundown acara yang dikeluhkan oleh keduanya.

Banyak talent baru yang bermunculan pada event BWJF 2010 ini, sungguh ini merupakan hal yang bagus dan sebuah prestasi membanggakan” (Giancarlo Maurino). Maju terus Bandung world Jazz, Bravo !! (DM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar